TEMPO.CO, Jakarta – Sejumlah ekonom menyoroti isu perombakan atau reshuffle menteri Kabinet Indonesia Maju. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengatakan langkah ini akan berpengaruh terhadap sentimen pasar.
Bhima memprediksi pasar akan positif bila Presiden Joko Widodo alias Jokowi mempertebal komposisi menteri dari kalangan profesional. “Kalau banyak profesional, tentunya sentimen jadi positif di pasar keuangan,” ujar Bhima saat dihubungi pada Selasa, 22 Desember 2020.
Sebelumnya, Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono menyebut Presiden Jokowi akan memanggil para calon menteri baru terkait rencana reshuffle kabinet ke Istana Negara, Jakarta pada hari ini Selasa, 22 Desember 2020. Menurut Heru, para calon menteri itu akan diperkenalkan kepada publik Presiden.
Bhima mengatakan, perombakan kabinet memang harus dilakukan secara menyeluruh. Selain terdapat dua kursi menteri kosong saat ini, yaitu Menteri Kelautan dan Perikanan serta Menteri Sosial, Presiden dinilai sudah saatnya membenahi kinerja Kabinet yang kurang optimal dalam setahun ke belakang.
Adapun Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan pergantian menteri bisa menjadi game changer bagi pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19. “Kalau komposisi yang baru nanti benar-benar tepat, professional dan berintegritas, bisa membantu pemulihan ekonomi nasional,” ucapnya.
Piter berpendapat, perombakan Kabinet pada akhir 2020 sangat menentukan kinerja pemerintah pada 2021. Karena itu, Piter menyarankan Jokowi mengganti menteri-menteri yang tidak memiliki terobosan, inisiatif, dan inovasi.